BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di Indonesia saat ini tidak sedikit masyarakat
dengan penghasilan yang masih dibawah rata-rata, Indonesia tercatat sebagai
negara berkembang dimana pendapatan penduduk perkapita masih kurang dari
kebutuhan masyarakat sebenarnya. Permasalahan akan timbul terutama dibidang
perekonomian, masalah-masalah yang timbul diantaranya pengangguran dan
kemiskinan. Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan,
lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari. (Dumairy,
1997:75)
Pengangguran banyak disebabkan karena kurangnya
lapangan pekerjaan juga sumber daya manusia yang kurang memadai. Begitu pula
dengan kemiskinan akibat banyaknya pengangguran secara otomatis menyebabkan
timbulnya kemiskinan di masyarakat.
B.
Rumusan
Masalah
Untuk selanjutnya akan dibahas apa dampak-dampak
dari adanya penggaguran yang mengakibatkan kemiskinan di Indonesia diantaranya:
1. Apa
penyebab pengganguran di Indonesia cenderung tinggi?
2. Dampak
terbesar apa yang terjadi jika pengangguran mengakibatkan kemiskinan?
3. Apakah
kiat-kiat untuk menekan kemiskinan di Indonesia?
4. Apakah
di masa sekarang sudah ada wujud nyata usaha menekan kemiskinan di Indonesia?
Apa wujud nyata tersebut?
C. Manfaat
1. Mengetahui dampak pengangguran di Indonesia terutama
dengan tingkat kemiskinan di Indonesia.
2. Mengetahui cara penanggulangan pengangguran sehingga
dapat menekan angka kemiskinan di Indonesia.
D. Tujuan
1. Menanggulangi masalah penggangguran di Indonesia.
2. Menekan angka kemiskinan dengan berbagi program dari
pemerintah Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sebab-sebab
tingginya pengangguran di Indonesia
Faktor-faktor
penyebab pengangguran di Indonesia:
1.
Penduduk yang relatif banyak. Semakin
banyaknya jumlah penduduk di Indonesia, tentunya membawa dampak yang tidak baik
bagi kehidupan social. Kepadatan penduduk ini juga akan berdampak pada
pertambahan jumlah pengangguran.
2.
Pendidikan
dan keterampilan yang rendah. Syarat seseorang untuk bisa
dengan mudahnya memperoleh pekerjaan tentunya harus dimodali dengan pendidikan
dan keterampilan yang bagus. Kalau tidak, jangan harap kita bisa dapat
pekerjaan yang layak. Bayangkan saja begitu banyaknya lulusan-lulusan SMP, SMA
maupun perguruan tinggi lainnya di tiap tahunnya, hanya yang berbibit unggullah
yang kelak akan menghiasi dunia pekerjaan.
3.
Angkatan kerja tidak dapat memenuhi
persyaratan yang diminta dunia kerja. Sama halnya
dengan poin kedua, ketidakterpenuhinya persyaratan yang diminta dunia kerja
seperti pendidikan dan keterampilan yang bagus hanya akan menambahi jumlah
pengangguran di Indonesia. Bahkan tak jarang kompetensi pencari kerja yang
tidak sesuai dengan pasar kerja.
4.
Terbatasnya
lapangan kerja yang ada. Laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi dan lulusan yang banyak sekali tiap tahunnya sayangnya tidak diimbangi
dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang disediakan. Hal ini menyebabkan
semakin banyaknya pengangguran.
5.
Teknologi yang semakin modern. Di era globalisasi ini, teknologi sudah sulit dijauhkan dalam kehidupan
sehari-hari kita. Kehadirannya begitu penting. Suatu pekerjaan akan lebih cepat
selesai, akurat, dan efisien dengan menggunakan teknologi. Biaya yang
dikeluarkan pun sedikit lebih menguntungkan dibandingkan dengan menyerap tenaga
kerja yang banyak namun tidak efisien dalam waktu pengerjaan.
6.
Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem
pegawai kontrak (outsourcing). Perusahaan-perusahaan saat ini
lebih sering menerapkan sistem tersebut karena dinilai lebih menguntungkan
mereka. Apabila mempunyai pegawai tetap, mereka akan dibebankan pada biaya
tunjangan ataupun dana pension kelak ketika pegawai sudah tidak lagi bekerja.
Namun dengan sistem pegawai kontrak ini, mereka bisa seenaknya mengambil pegawainya
ketika butuh atau sedang ada proyek besar dan kemudian membuangnya lagi setelah
proyek tersebut sudah berakhir. Dan tentunya hal ini akan membuat perusahaan
tidak perlu membuang biaya besar. Namun sistem ini membuat munculnya
pengangguran.
7.
Adanya pemutusan kerja dari perusahaan biasanya
disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang usahanya
akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang
menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain. Bisa
juga dikarenakan perusahaan yang bangkrut disebabkan oleh karena kredit macet
atau tidak mampu mengangsur pinjaman Bank. Kredit macet disebabkan oleh krisis
ekonomi yang melanda bangsa ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan
oleh krisis moneter(melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis moneter
disebabkan oleh rusaknya ekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini disebabkan
oleh adanya mental korup, kolusi dan nepotisme (KKN) yang menggurita dan
sistematik pada semua lembaga negara dan swasta. Budaya KKN ini disebabkan oleh
pemerintahan yang kotor(tidak bersih). Masih bisa dicari lagi sebab-sebabnya
misalnya dekadensi(kemerosotan moral). Sehingga erat sekali hubungan antara
penganggursan dengan bagaimana keadaan perekonomian suatu Negara.
8.
Penyediaan
dan pemanfaat tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari
kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya.
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah
ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
Untuk menunjang perekonomian di
Indonesia perlu adanya tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja merupakan factor
yang penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi. (Yudo, 1983:75)
Hasil sensus penduduk 1980 menunjukan
sekitar 80 persen angkatan
kerja di Indonesia berada di daerah pedesaan. Jumlah ini memberikan petunjuk
bahwa masalah krsempatan kerja disana cukup serius karena lapangan pekerjaan
yang dapat menampung pekerjaan masih bertumpu pada sector pertanian sedangkan
lahan yang diolah untuk pertanian semakin terbatas. (Effendi, 1993:119).
Kesenjangan antara kota dan desa merupakan penyebab utama mengapa penduduk
pedesaan melakukan migrasi ke kota-kota besar, baik menetap maupun hanya secara
sekuler. Ketimpangan upah, daya tarik kota, dan tekanan di desa itu sendiri
menyebabkan kehidupan dikota menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin
mnyelamatkan diri dari tekanan kemiskinan di desa.(Rachbini, 1994:40) Tetapi
hal yang mereka lakukan justru berakibat sebaliknya, karena mereka datang
kekota secara otomatis itu membuat kota semakin padat penduduk dan mempersempit
lapangan pekrjaan sehingga penduduk desa yang singgah ke kota justru tidak
mendapatkan pekerjaan, alhasil merekapun menjadi pengangguran. Berikut adalah data-data tentang tingkat penggangguran
di Indonesia:



B.
Dampak-dampak
yang diakibatkan pengangguran
Banyak dampak-dampak yang terjadi akibat penangguran
diantaranya adalah meningkatnya kemiskinan di suatu negara. Kemiskinan tadi
menjadi dampak terbesar dari tingginya tingkat penggangguran, semakin banyak
pengangguran maka semakin tinggi pula tingkat kemiskinan di suatu negara. Hal
itulah yang terjadi di Indonesia dewasa ini pengangguran yang semakin tinggi
membuat pendapatan dan pengeluaran mereka tidak seimbang, pastilah pengeluaran
akan semakin tinggi sedangkan pendapatan rendah bahkan mungkin tidak ada
pendapatan. Hal itu juga membuat sebagian dari mereka yang penggangguran
mengambil jalan pintas sebagai sarana menyambung hidup. Tetapi lagi-lagi
permasalahan terjadi jalan pintas yang mereka pakai adalah jalan pintas yang
negative, mereka melanggar tat tertib dan hokum yang berlaku. Diantaranya
mereka melakukan tindak criminal sebagai contoh: mencuri, merampok, mejambret
bahkan kini banya tindakan lain yang terkesan baik yaitu melakukan penipuan dengan berbagai kedok seperti
investasi dan sebagainya. Mereka yang melakukan itu pun jika tertangkap akan
terjerat dalam undang-undang yang mengakibatkan mereka bermasalah dalam hukum
atau mempunyai catatan kriminal. Alhasil mereka justru semakin sulit untuk
mendapatkan pekerjaan.
Tingginya tingkat kemiskinan yang tinggi menjadikan
Indonesia menjadi negara yang berkembang dan berpendapatan di bawah rata-rata
berikut data-data tentang tingkat kemiskinan di Indonesia


C. Kiat-kiat
menekan kemiskinan
Tingginya angka
kemiskinan memang telah menjadi masalah yang besar bagi Indonesia sudah
seharusnya ada cara-cara yang dilakukan negara terutama pihak pemerintah untuk
menekan angka kemiskinan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menekan
kemiskinan tetapi tidak dapat menghilangkan hanya membuat angka kemiskinan itu
turun diantaranya pemerintah dapat membuat program-program yang mensejahterakan
rakyat miskin antara lain:
1.
Sekolah
gratis
2.
Dana
pinjaman guna membuka usaha
3.
Sosialisasi
berwirausaha
4.
Subsidi-subsidi
untuk rakyat miskin
D. Wujud
Nyata di Indonesia sebagai Penanggulangan di Indonesia
Setidaknya sampai
sekarang pemerintah sudah memiliki berbagai macam program yang di peruntukan
untuk rakyat miskin guna menekan angka kemiskinan banyak diantaranya yaitu:
1. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Adalah Kredit untuk pembiayaan usaha produktif segment mikro, kecil,
menengah, dan koperasi yang layak / feasible namun belum bankable untuk modal
kerja dan/atau kredit investasi melalui pola pembiayaan secara langsung maupun
tidak langsung (linkage) yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Kredit. Dengan
program ini diharapkan rakyat miskin dapat lebih mandiri dan menjalankan usaha
bagi kesejahteraan hidup.
2. Program
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya
adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan
pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, ada
beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai
dengan dana BOS. Secara
umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap
pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Diharapkan rakyat miskin dapat memanfaatkan sarana ini
guna mencapai pendidikan wajib 9 tahun.
3. PNPM
Mandiri Perdesaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM)—
merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan
PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan
kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi
sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang
telah dilaksanakan sejak 1998.
Itu tadi adalah beberapa contoh wujud nyata yang
dilakukan yang dilakukan pemerintah guna menekan angka kemiskinan, diharapkan
program-program tadi dapat benar-benar menekan angka kemiskinan di Indonesia.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai
pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari. Kemiskinan adalah akibat terbesar dari banyaknya
pengangguran.
Indonesia adalah
negara dengan tingkat kemiskinan tinggi yang disebabkan oleh banyaknya
pengangguran, karena hal itulah banya permasalahan yang terjadi di Indonesia
diantaranya masalah perekonomian. Sudah seharusnya pemerintah Indonesia
berusaha untuk menekan angka kemiskinan agar tidak menimbulkan permasalahan
yang lebih buruk lagi. Diantaranya terdapat program-program yang diperuntukan
untuk rakyat miskin guna menekan angka kemiskinan di Indonesia. Diharapkan
program-program tadi dapat benar-benar menekan angka kemiskinan dan menjadikan
Indonesia menjadi negara yang lebih maju, mandiri dan lebih baik kedepan.
BAB
IV
DAFTAR
PUSTAKA
Dumairy. 1997. Perekonomian
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Effendi, Tadjuddin Noer. 1993. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan. Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya
Rachbini, Didik J. 1994. Ekonomi Informal Perkotaan: Gejala Involusi Gelombang. Jakarta:
LP3ES
Swasono, Yudo. 1983. Metode
Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta: BPFE
Website
Tidak ada komentar:
Posting Komentar