Kamis, 21 Maret 2013

PERAN SISWA SENIOR SEBAGAI TELADAN BAGI SISWA JUNIOR DI SEKOLAH DISUSUN OLEH NAMA: FERERA YULI ASTUTI NIM: D0312041 SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Siswa adalah komponen penting di dalam sekolah. Tentu didalam sekolah terdapat hubungan yang terjalin,  hubungan antar siswa penting adanya guna memperlancar kegiatan di sekolah. Hal tadi yang menjadi alasan peneliti dalam mengambil judul “Peran Siswa Senior sebagai Teladan bagi Siswa Junior di Sekolah”.
 Pada penelitian ini akan dibahas tentang interaksi antar siswa dengan siswa, yaitu siswa senior dengan siswa junior terutama dibidang keteladanan. Cara menjadi teladan yang baik, kendala yang dihadapi, serta penyelesaian masalah akan dituangkan dalam penelitian ini. Salah satu yang dapat dikaji yaitu hubungan antara siswa senior dan siswa junior, dimana siswa senior menjadi teladan bagi siswa junior.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan peran siswa senior sebagai teladan bagi siswa junior baik secara eksternal maupun internal serta banyak pihak-pihak yang dapat ikut andil. Hal tersebut akan dikaji lebih dalam penelitian ini. Diharapkan penilitian ini dapat bergunabagi kelangsungan kegiatan baik kegiatan sekolah maupun kegiatan yang tidak melibatkan sekolah.







B.     Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

1.      Bagaimana peran siswa senior sebagai teladan bagi siswa junior disekolah?
2.      Apa kendala yang bisa terjadi pada siswa senior dalam menjadi teladan bagi siswa junior?
3.      Bagaimana cara siswa senior dapat menjadi teladan bagi siswa junior secara baik?

C.    Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas maka penelitian ini mempunyai beberapa tujuan diantaranya:

1.    Mengetahui peran siswa senior sebagai teladan bagi siswa junior disekolah.
2.    Mengetahui kendala yang bisa terjadi pada siswa senior dalam menjadi teladan bagi siswa junior.
3.    Mengetahui cara siswa senior dapat menjadi teladan bagi siswa junior secara baik.

D.    Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis mengharapkan penilitan ini dapat bermanfaat diantaranya:



1.      Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dibidang sosiologi, sebagai tambahan pengetahuan guna memberikan bekal lebih pada saat lulus kuliah nanti.
2.      Teman Sejawat
Diharapkan penelitian ini juga dapat berguna bagi teman sejawat peneliti, diantaranya kemampuan mereka bisa bertambah khususnya di bidang sosiologi.
3.      Masyarakat
Diharapkan pula penelitian ini juga dapat berguna bagi masyarakat, terlebih memberikan sosialisasi pada masyarakat tentang peran siswa senior sebagai teladan bagi siswa junior di sekolah.


















BAB II
LANDASAN TEORI

A.  Pengertian Siswa
Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/paedagogis.

B. Perbedaan Siswa Senior dengan Siswa Junior
Siswa senior adalah siswa yang berada disekolah lebih lama atau sudah berada ditingkat lebih tinggi. Sedangkan siswa junior adalah siswa yang baru atau berada ditingkat yang lebih bawah dibanding siswa senior.

C. Pengertian Sekolah
Sekolah merupakan tempat menuntut ilmu pengetahuan dan wadah untuk mengembangkan ketrampilan dan institusi dalam proses perubahan sikap dan para perilaku para peserta didik. (Isjoni, 2006:22).

D.    Pengertian Teladan
Teladan adalah mampu memberikan dorongan atau stimulasi kepada seorang anak didik untuk melakukan hal-hal yang harus dilakukannya serta menjadikan hal-hal tersebut tampak mudah dimata seorang anak. (Ibrahim, 2005:12).





BAB III
PEMBAHASAN

A.      Peran Siswa Senior sebagai Teladan bagi Siswa Junior

Adapun 18 karakter yang harus dimiliki oleh siswa sebagai berikut.
  1.  Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

  1.  Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

  1.  Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

  1.  Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan

  1. Kerja Keras
 Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.



  1. Kreatif 
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

  1.  Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

  1. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

  1. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

  1. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya

  1.  Cinta Tanah Air 
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

  1. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.


  1. Bersahabat/Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

  1. Cinta Damai 
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

  1.  Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

  1. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

  1.  Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

  1.  Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Dari ke delapan belas sikap diatas hampir semuanya bisa dijadikan pedoman bagi siswa senior untuk menjadi teladan bagi siswa junior dan tentu saja hal tersebut sangat bermanfaat terutama dapat menunjang perilaku baik bagi siswa junior seiring dngan proses belajar mereka di sekolah.
Berikut adalah sikap-sikap teladan siswa:

  1. Datang tepat waktu
  2. Tidak menyontek
  3. Kejujuran seorang siswa
  4. Melaksanakan tugas piket
  5. Melaksanakan tata tertib
  6. Menjadi ketua kelas yang bijaksana
  7. Siswa berprestasi
  8. Menghormati guru
  9. Rajin belajar
  10. Mengikuti upacara bendera
  11. Mengikuti ekstrakurikuler
  12. Menjaga kebersihan sekolah.
Jika hal-hal diatas dilakukan oleh siswa senior, maka sudah layaklah mereka menjadi teladan bagi siswa junior disekolah. Juga terdapat berbagai manfaat dalam menjdi teladan diantaranya:
  1. Dihormati dan berwibawa
  2. Mengubah perilaku seseorang
  3. Mencapai kesuksesan
  4. Hidup dengan tenang dan teratur
Hal- hal diatas yang dapt diperolh dari siswa senior dalam menjadi teladan bagi siswa junior dan yang utama adalah siswa junior yang meneladani sikap tersebut mempunyai perilaku yang lebih baik.


B.     Kendala yang bisa Terjadi pada Siswa Senior dalam Menjadi Teladan bagi Siswa Junior
Adapun berbagai kendala yang dapat terjadi pada siswa senior dalam menjadi teladan bagi siswa junior diantaranya adalah:
1.      Perilaku menyimpang pada siswa disekolah
a.       Penyerangan terhadap orang lain yang berada dilingkungan sekolah.
b.      Ketidakpatuhan yang di sengaja yang dilakukan berulang kali terhadap kebijakan pengelola sekolah dalam wewenang yang resmi yang bisa mempengaruhi jalannya pendidikan dan pembelajaran bagi siswa lain yang berada di sekolah.
c.       Memiliki atau menjual narkotika atau obat-obatan terlarang.

Adapun hal-hal lain seperti dibawah ini
a.       Melakukan ketidakjujuran akademis seperti mencontek dan menjiplak.
b.      Merusak atau mencuri alat-alat sekolah.
c.       Membuat kekacauan yang di sengaja pada fungsi pendidikan yang ada di sekolah
d.      Memiliki senjata api.


2.      Adanya konflik antar siswa
a.       Tawuran antar siswa
Penyebab tawuran antar siswa bisa berbagai macam diantaranya adalah:
1.      Faktor internal
Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya keanekaragaman pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari lingkungan yang makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tapi pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya. Mereka biasanya mudah putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang / pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara tersingkat untuk memecahkan masalah. Pada remaja yang sering berkelahi, ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat. Mereka biasanya sangat membutuhkan pengakuan.
2.      Faktor keluarga
Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan dirnya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.
3.      Faktor sekolah
Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik” siswanya.
4.      Faktor lingkungan
Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.
Hal-hal diatas tadi menjadi penyebab atau Kendal bagi siswaseniopr dalam menjadi telada bagi siswa junior. Selain perbuatan buruk hal diatas juga dapat merugikan berbagai pihak baik sekolah, keluarga, maupun masyarakat sekitar.

C.    Cara Siswa Senior dapat Menjadi Teladan bagi Siswa Junior secara Baik
Banyak cara yang bisa dilakukan siswa senior unruk memaksimalisasi perannya dalam menjadi teladan bagi siswa junior diantaranya adalah:

1. Selalu berfikir positif.
Berfikir positif itu merupakan salah satu perbuatan yang akan bermuara pada kebaikan. Salah satu contoh: Seseorang yang jelas-jelas di dzalimi, tetapi dia berfikir positif pada orang yang telah men dzalimi nya tersebut. dengan ini orang itu pun menjadi sadar bahwa sesuatu itu merupakan satu rangkaian yang akan kita laui.oleh sebab itu berfikir positif itu perlu.
2.      Belajar yang sungguh-sungguh.
Yang harus dilakukan adalah dengan selalu menerapkan metode belajar sungguh-sungguh. Dengan tingkat konsentrasi yang tinggi, kemampuan untuk memahami di atas rata-rata. Dan juga semangat juang untuk mencapai hasil kesuksesan.

3.      Hindari sifat Putus Asa
Sebagai generasi muda dan penerus bangsa harus memanfaatkan fasilitas yang dimiliki dan yang tersedia. Hindari daripada sifat mengeluh, malas untuk berbuat, tidak ingin maju dan lain-lain. Dibandingkan dengan yang lain, belum tentu mereka yang sedang berada di sana bisa menikmati fasilitas yang kita miliki saat ini. Jadi bersyukurlah dari apa-apa yang sudah kita miliki saat ini.
4.      Tidak ada manusia yang sempurna.
Sadar dengan kehidupan yang tidak mengalami kekurangan, harus dimanfaatkan semua dengan sebaik-baiknya. Harus disadari, kekayaan itu tidak hanya semata-mata dari harta benda semata, tapi juga harus diiringi dengan ilmu pengetahuan. Kaya tanpa ilmu, dengan waktu yang terus berjalan lama kelamaan kekayaan tersebut akan terkikis juga.

5.      Aktif dalam kegiatan
Aktif dalam setiap kegiatan di sekolah akan membuat kita memiliki jiwa sosial yang tinggi. Melatih setia kawan, dan melatih kecermatan dalam memutuskan suatu perkara.
6.      Aktif bertanya dalam KBM
Dalam KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar ), siswa yang bertanya akan menjadikan perhatian guru menjadi bertambah pada siswa tersebut, sehingga guru akan menjelaskan suatu hal yang lebih kepadanya.
7.      Gunakan Kesempatan
Gunakan kesempatan yang diberikan guru untuk mendapatkan pengalaman baru, misalnya mengikuti lomba yang diadakan sekolah.

     Selain cara diatas terdapat pula cara yang bisa ditempuh yaitu dari ubagian sekolah yaitu guru dan sistematika sekolah itu sendiri dalam meningkatkan peran siswa senior sebagai teladan siswa junior.
1.      Bimbingan konseling pada siswa
Fungsi –fungsi pelayanan bimbingan konseling seperti yang ada di bawah ini:
a.    Fungsi pemahaman
b.    Fungsi pencegahan
c.    Fungsi pengentasan
d.   Fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Peran bimbingan konseling:
                    i. dalam perkembangan beljar di sekolah
                  ii. mengenal didri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi mereka.
                iii. menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya serta menyusun rencana tujuan –tujuan tersebut.
                iv. mengatasi masalah pribadi yang menggangu belajar di sekolah.
2.      Peranan guru
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru, yaitu:
a. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
b. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
c. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
d. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
e. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
f. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
g. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
h. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
i. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
Dengan peran-peran guru diatas bisa mengatasi kendala-kendala dari siswa senior dalam menjadi teladan bagi siswa junior.
Cara diatas dapat dimanfaatkan bagi siswa senior dalam mengatasai kendala-kendala yang terjadi. Dan dapat meningkatkan keteladanan bagi siswa junior agar dalam proses belajar selanjutnya disekolah dapat berjalan dengan lancer.



BAB IV
PENUTUP
A.  Simpulan
       Siswa adalah komponen penting didalam sebuah sekolah, adanya siswa senior dan siswa junior memiliki hubungan yang berkaitan. Sudah seharusnya siswa senior menjadi teladan bagi siswa junior di sekolah. Hal itu berkaitan dengan terciptanya sekolah yang kondusif, membangun dan lebih baik. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh siswa senior untuk menjadi teladan bagi siswa junior, juga banyak komponen-komponen disekolah yang dapat mengusahakannya seperti konseling, guru dan komponen sekolah lainnya.

B.  Saran
       Dalam mengusahakan siswa senior menjadi teladan siswa junior tidaklah mudah, tetapi dengan usaha yang keras dan kemauan dari siswa senior untuk menjadi teladan siswa hal tersebut akan mudah. Juga dapat didukung oleh bagian-bagian dari sekolah seperti guru, konseling dan bagian lainnya. Diharapkan peran siswa senior dalam menjadikan siswa junior lebih baik di sekolah.









DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Abdul Mun’im. 2005. Mendidik Anak Perempuan. Jakarta: Gema Insani

Isjoni. 2006. Pendidikan Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor

Sadirman, A.M. 2001. Guru Bangsa :Sebuah  Biografi Jenderal Sudirman. Jakarta: Rajawali


Website