Senin, 26 November 2012

DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Di Indonesia saat ini tidak sedikit masyarakat dengan penghasilan yang masih dibawah rata-rata, Indonesia tercatat sebagai negara berkembang dimana pendapatan penduduk perkapita masih kurang dari kebutuhan masyarakat sebenarnya. Permasalahan akan timbul terutama dibidang perekonomian, masalah-masalah yang timbul diantaranya pengangguran dan kemiskinan. Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari. (Dumairy, 1997:75)
Pengangguran banyak disebabkan karena kurangnya lapangan pekerjaan juga sumber daya manusia yang kurang memadai. Begitu pula dengan kemiskinan akibat banyaknya pengangguran secara otomatis menyebabkan timbulnya kemiskinan di masyarakat.


B.     Rumusan Masalah
Untuk selanjutnya akan dibahas apa dampak-dampak dari adanya penggaguran yang mengakibatkan kemiskinan di Indonesia  diantaranya:

1.      Apa penyebab pengganguran di Indonesia cenderung tinggi?
2.      Dampak terbesar apa yang terjadi jika pengangguran mengakibatkan kemiskinan?
3.      Apakah kiat-kiat untuk menekan kemiskinan di Indonesia?
4.      Apakah di masa sekarang sudah ada wujud nyata usaha menekan kemiskinan di Indonesia? Apa wujud nyata tersebut?

C.    Manfaat
1.      Mengetahui dampak pengangguran di Indonesia terutama dengan tingkat kemiskinan di Indonesia.
2.      Mengetahui cara penanggulangan pengangguran sehingga dapat menekan angka kemiskinan di Indonesia.

D.    Tujuan
1.      Menanggulangi masalah penggangguran di Indonesia.
2.      Menekan angka kemiskinan dengan berbagi program dari pemerintah Indonesia.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sebab-sebab tingginya pengangguran di Indonesia
Faktor-faktor penyebab pengangguran di Indonesia:
1.      Penduduk yang relatif banyak. Semakin banyaknya jumlah penduduk di Indonesia, tentunya membawa dampak yang tidak baik bagi kehidupan social. Kepadatan penduduk ini juga akan berdampak pada pertambahan jumlah pengangguran.
2.       Pendidikan dan keterampilan yang rendah. Syarat seseorang untuk bisa dengan mudahnya memperoleh pekerjaan tentunya harus dimodali dengan pendidikan dan keterampilan yang bagus. Kalau tidak, jangan harap kita bisa dapat pekerjaan yang layak. Bayangkan saja begitu banyaknya lulusan-lulusan SMP, SMA maupun perguruan tinggi lainnya di tiap tahunnya, hanya yang berbibit unggullah yang kelak akan menghiasi dunia pekerjaan.
3.        Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja. Sama halnya dengan poin kedua, ketidakterpenuhinya persyaratan yang diminta dunia kerja seperti pendidikan dan keterampilan yang bagus hanya akan menambahi jumlah pengangguran di Indonesia. Bahkan tak jarang kompetensi pencari kerja yang tidak  sesuai dengan pasar kerja.
4.       Terbatasnya lapangan kerja yang ada. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan lulusan yang banyak sekali tiap tahunnya sayangnya tidak diimbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang disediakan. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya pengangguran.
5.      Teknologi yang semakin modern. Di era globalisasi ini, teknologi sudah sulit dijauhkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Kehadirannya begitu penting. Suatu pekerjaan akan lebih cepat selesai, akurat, dan efisien dengan menggunakan teknologi. Biaya yang dikeluarkan pun sedikit lebih menguntungkan dibandingkan dengan menyerap tenaga kerja yang banyak namun tidak efisien dalam waktu pengerjaan.
6.      Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai kontrak (outsourcing). Perusahaan-perusahaan saat ini lebih sering menerapkan sistem tersebut karena dinilai lebih menguntungkan mereka. Apabila mempunyai pegawai tetap, mereka akan dibebankan pada biaya tunjangan ataupun dana pension kelak ketika pegawai sudah tidak lagi bekerja. Namun dengan sistem pegawai kontrak ini, mereka bisa seenaknya mengambil pegawainya ketika butuh atau sedang ada proyek besar dan kemudian membuangnya lagi setelah proyek tersebut sudah berakhir. Dan tentunya hal ini akan membuat perusahaan tidak perlu membuang biaya besar.  Namun sistem ini membuat munculnya pengangguran.
7.       Adanya pemutusan kerja dari perusahaan biasanya disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain. Bisa juga dikarenakan perusahaan yang bangkrut disebabkan oleh karena kredit macet atau tidak mampu mengangsur pinjaman Bank. Kredit macet disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda bangsa ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan oleh krisis moneter(melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis moneter disebabkan oleh rusaknya ekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini disebabkan oleh adanya mental korup, kolusi dan nepotisme (KKN) yang menggurita dan sistematik pada semua lembaga negara dan swasta. Budaya KKN ini disebabkan oleh pemerintahan yang kotor(tidak bersih). Masih bisa dicari lagi sebab-sebabnya misalnya dekadensi(kemerosotan moral). Sehingga erat sekali hubungan antara penganggursan dengan bagaimana keadaan perekonomian suatu Negara.
8.       Penyediaan dan pemanfaat tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

Untuk menunjang perekonomian di Indonesia perlu adanya tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja merupakan factor yang penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi. (Yudo, 1983:75)
Hasil sensus penduduk 1980 menunjukan sekitar 80 persen angkatan kerja di Indonesia berada di daerah pedesaan. Jumlah ini memberikan petunjuk bahwa masalah krsempatan kerja disana cukup serius karena lapangan pekerjaan yang dapat menampung pekerjaan masih bertumpu pada sector pertanian sedangkan lahan yang diolah untuk pertanian semakin terbatas. (Effendi, 1993:119). Kesenjangan antara kota dan desa merupakan penyebab utama mengapa penduduk pedesaan melakukan migrasi ke kota-kota besar, baik menetap maupun hanya secara sekuler. Ketimpangan upah, daya tarik kota, dan tekanan di desa itu sendiri menyebabkan kehidupan dikota menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin mnyelamatkan diri dari tekanan kemiskinan di desa.(Rachbini, 1994:40) Tetapi hal yang mereka lakukan justru berakibat sebaliknya, karena mereka datang kekota secara otomatis itu membuat kota semakin padat penduduk dan mempersempit lapangan pekrjaan sehingga penduduk desa yang singgah ke kota justru tidak mendapatkan pekerjaan, alhasil merekapun menjadi pengangguran. Berikut adalah data-data tentang tingkat penggangguran di Indonesia:

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/02/1328061517561727661.jpg
13280636102041880467
13280644601816420738
B.     Dampak-dampak yang diakibatkan pengangguran
Banyak dampak-dampak yang terjadi akibat penangguran diantaranya adalah meningkatnya kemiskinan di suatu negara. Kemiskinan tadi menjadi dampak terbesar dari tingginya tingkat penggangguran, semakin banyak pengangguran maka semakin tinggi pula tingkat kemiskinan di suatu negara. Hal itulah yang terjadi di Indonesia dewasa ini pengangguran yang semakin tinggi membuat pendapatan dan pengeluaran mereka tidak seimbang, pastilah pengeluaran akan semakin tinggi sedangkan pendapatan rendah bahkan mungkin tidak ada pendapatan. Hal itu juga membuat sebagian dari mereka yang penggangguran mengambil jalan pintas sebagai sarana menyambung hidup. Tetapi lagi-lagi permasalahan terjadi jalan pintas yang mereka pakai adalah jalan pintas yang negative, mereka melanggar tat tertib dan hokum yang berlaku. Diantaranya mereka melakukan tindak criminal sebagai contoh: mencuri, merampok, mejambret bahkan kini banya tindakan lain yang terkesan baik yaitu melakukan penipuan dengan berbagai kedok seperti investasi dan sebagainya. Mereka yang melakukan itu pun jika tertangkap akan terjerat dalam undang-undang yang mengakibatkan mereka bermasalah dalam hukum atau mempunyai catatan kriminal. Alhasil mereka justru semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
Tingginya tingkat kemiskinan yang tinggi menjadikan Indonesia menjadi negara yang berkembang dan berpendapatan di bawah rata-rata berikut data-data tentang tingkat kemiskinan di Indonesia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGCnkCSWwI0PIcBXJXaShPkhfBUrPvV8Zhdrh17ovOt8fKSxPR7xMBMbRRXOzcPT9BToViaH_csLGDp6GXn-IdNuS6H7o1t1kpYo6L7cUHC7heNQV0mqfXM6-x7HVZhuORbEurO-TTQ_M/s1600/kemiskinan1.jpg
http://data.tnp2k.go.id/images/table/grafik2.png
C.    Kiat-kiat menekan kemiskinan
Tingginya angka kemiskinan memang telah menjadi masalah yang besar bagi Indonesia sudah seharusnya ada cara-cara yang dilakukan negara terutama pihak pemerintah untuk menekan angka kemiskinan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menekan kemiskinan tetapi tidak dapat menghilangkan hanya membuat angka kemiskinan itu turun diantaranya pemerintah dapat membuat program-program yang mensejahterakan rakyat miskin antara lain:
1.      Sekolah gratis
2.      Dana pinjaman guna membuka usaha
3.      Sosialisasi berwirausaha
4.      Subsidi-subsidi untuk rakyat miskin

D.    Wujud Nyata di Indonesia sebagai Penanggulangan di Indonesia
Setidaknya sampai sekarang pemerintah sudah memiliki berbagai macam program yang di peruntukan untuk rakyat miskin guna menekan angka kemiskinan banyak diantaranya yaitu:
1.      Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Adalah Kredit untuk pembiayaan usaha produktif segment mikro, kecil, menengah, dan koperasi yang layak / feasible namun belum bankable untuk modal kerja dan/atau kredit investasi melalui pola pembiayaan secara langsung maupun tidak langsung (linkage) yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Kredit. Dengan program ini diharapkan rakyat miskin dapat lebih mandiri dan menjalankan usaha bagi kesejahteraan hidup.

2.      Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS. Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Diharapkan rakyat miskin dapat memanfaatkan sarana ini guna mencapai pendidikan wajib 9 tahun.

3.      PNPM Mandiri Perdesaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM)— merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah dilaksanakan sejak 1998.

Itu tadi adalah beberapa contoh wujud nyata yang dilakukan yang dilakukan pemerintah guna menekan angka kemiskinan, diharapkan program-program tadi dapat benar-benar menekan angka kemiskinan di Indonesia.














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari. Kemiskinan adalah akibat terbesar dari banyaknya pengangguran.
Indonesia adalah negara dengan tingkat kemiskinan tinggi yang disebabkan oleh banyaknya pengangguran, karena hal itulah banya permasalahan yang terjadi di Indonesia diantaranya masalah perekonomian. Sudah seharusnya pemerintah Indonesia berusaha untuk menekan angka kemiskinan agar tidak menimbulkan permasalahan yang lebih buruk lagi. Diantaranya terdapat program-program yang diperuntukan untuk rakyat miskin guna menekan angka kemiskinan di Indonesia. Diharapkan program-program tadi dapat benar-benar menekan angka kemiskinan dan menjadikan Indonesia menjadi negara yang lebih maju, mandiri dan lebih baik kedepan.








BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Effendi, Tadjuddin Noer. 1993. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya
Rachbini, Didik J. 1994. Ekonomi Informal Perkotaan: Gejala Involusi Gelombang. Jakarta: LP3ES
Swasono, Yudo. 1983. Metode Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta: BPFE

Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar