BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Siswa adalah
komponen penting di dalam sekolah. Tentu didalam sekolah terdapat hubungan yang
terjalin, hubungan antar siswa penting
adanya guna memperlancar kegiatan di sekolah. Hal tadi yang menjadi alasan
peneliti dalam mengambil judul “Peran Siswa Senior sebagai Teladan bagi Siswa
Junior di Sekolah”.
Pada penelitian ini
akan dibahas tentang interaksi antar siswa dengan siswa, yaitu siswa senior dengan siswa junior terutama dibidang keteladanan. Cara menjadi teladan yang baik, kendala yang dihadapi,
serta penyelesaian masalah akan dituangkan dalam penelitian ini.
Salah satu yang dapat dikaji yaitu hubungan antara siswa senior dan siswa junior,
dimana siswa senior menjadi
teladan bagi siswa junior.
Banyak cara yang
bisa dilakukan untuk memaksimalkan peran siswa senior sebagai teladan bagi
siswa junior baik secara eksternal maupun internal serta banyak pihak-pihak
yang dapat ikut andil. Hal tersebut akan dikaji lebih dalam penelitian ini. Diharapkan
penilitian ini dapat bergunabagi kelangsungan kegiatan baik kegiatan sekolah
maupun kegiatan yang tidak melibatkan sekolah.
B.
Rumusan
Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dapat disimpulkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
peran siswa senior sebagai teladan bagi siswa junior disekolah?
2.
Apa
kendala yang bisa terjadi pada siswa senior dalam menjadi teladan bagi siswa
junior?
3.
Bagaimana
cara siswa senior dapat menjadi teladan bagi siswa junior secara baik?
C. Tujuan
Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka penelitian ini mempunyai
beberapa tujuan diantaranya:
1.
Mengetahui
peran siswa senior sebagai teladan bagi siswa junior disekolah.
2.
Mengetahui
kendala yang bisa terjadi pada siswa senior dalam menjadi teladan bagi siswa
junior.
3.
Mengetahui
cara siswa senior dapat menjadi teladan bagi siswa junior secara baik.
D. Manfaat
Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, maka
penulis mengharapkan penilitan ini dapat bermanfaat diantaranya:
1.
Peneliti
Diharapkan penelitian
ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dibidang sosiologi,
sebagai tambahan pengetahuan guna memberikan bekal lebih pada saat lulus kuliah
nanti.
2.
Teman
Sejawat
Diharapkan penelitian
ini juga dapat berguna bagi teman sejawat peneliti, diantaranya kemampuan
mereka bisa bertambah khususnya di bidang sosiologi.
3.
Masyarakat
Diharapkan pula
penelitian ini juga dapat berguna bagi masyarakat, terlebih memberikan
sosialisasi pada masyarakat tentang peran siswa senior sebagai teladan bagi siswa
junior di sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Siswa
Siswa adalah komponen masukan dalam sistem
pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi
manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai
suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan,
antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan
edukatif/paedagogis.
B.
Perbedaan Siswa Senior dengan Siswa Junior
Siswa senior adalah siswa yang berada disekolah
lebih lama atau sudah berada ditingkat lebih tinggi. Sedangkan siswa junior
adalah siswa yang baru atau berada ditingkat yang lebih bawah dibanding siswa
senior.
C.
Pengertian Sekolah
Sekolah merupakan tempat menuntut ilmu pengetahuan
dan wadah untuk mengembangkan ketrampilan dan institusi dalam proses perubahan
sikap dan para perilaku para peserta didik. (Isjoni, 2006:22).
D.
Pengertian
Teladan
Teladan adalah mampu memberikan dorongan atau
stimulasi kepada seorang anak didik untuk melakukan hal-hal yang harus
dilakukannya serta menjadikan hal-hal tersebut tampak mudah dimata seorang
anak. (Ibrahim, 2005:12).
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Peran
Siswa Senior sebagai Teladan bagi Siswa Junior
Adapun
18 karakter yang harus dimiliki oleh siswa sebagai berikut.
- Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.
- Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
- Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
- Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan
- Kerja Keras
Perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan
tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
- Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
- Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
- Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain.
- Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
- Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
- Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
- Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
- Bersahabat/Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
dan bekerja sama dengan orang lain.
- Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
- Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
- Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
- Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
- Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Dari ke delapan belas sikap diatas hampir semuanya bisa
dijadikan pedoman bagi siswa senior untuk menjadi teladan bagi siswa junior dan
tentu saja hal tersebut sangat bermanfaat terutama dapat menunjang perilaku
baik bagi siswa junior seiring dngan proses belajar mereka di sekolah.
Berikut adalah sikap-sikap teladan siswa:
- Datang
tepat waktu
- Tidak
menyontek
- Kejujuran
seorang siswa
- Melaksanakan
tugas piket
- Melaksanakan
tata tertib
- Menjadi
ketua kelas yang bijaksana
- Siswa
berprestasi
- Menghormati
guru
- Rajin
belajar
- Mengikuti
upacara bendera
- Mengikuti
ekstrakurikuler
- Menjaga
kebersihan sekolah.
Jika hal-hal diatas
dilakukan oleh siswa senior, maka sudah layaklah mereka menjadi teladan bagi
siswa junior disekolah. Juga terdapat berbagai manfaat dalam menjdi teladan
diantaranya:
- Dihormati
dan berwibawa
- Mengubah
perilaku seseorang
- Mencapai
kesuksesan
- Hidup
dengan tenang dan teratur
Hal- hal diatas yang dapt
diperolh dari siswa senior dalam menjadi teladan bagi siswa junior dan yang
utama adalah siswa junior yang meneladani sikap tersebut mempunyai perilaku
yang lebih baik.
B. Kendala yang bisa Terjadi pada Siswa Senior dalam Menjadi Teladan bagi Siswa Junior
Adapun berbagai kendala
yang dapat terjadi pada siswa senior dalam menjadi teladan bagi siswa junior
diantaranya adalah:
1.
Perilaku menyimpang pada siswa disekolah
a.
Penyerangan
terhadap orang lain yang berada dilingkungan sekolah.
b.
Ketidakpatuhan
yang di sengaja yang dilakukan berulang kali terhadap kebijakan pengelola
sekolah dalam wewenang yang resmi yang bisa mempengaruhi jalannya pendidikan
dan pembelajaran bagi siswa lain yang berada di sekolah.
c.
Memiliki
atau menjual narkotika atau obat-obatan terlarang.
Adapun hal-hal lain seperti dibawah
ini
a.
Melakukan
ketidakjujuran akademis seperti mencontek dan menjiplak.
b.
Merusak
atau mencuri alat-alat sekolah.
c.
Membuat
kekacauan yang di sengaja pada fungsi pendidikan yang ada di sekolah
d.
Memiliki
senjata api.
2. Adanya konflik antar
siswa
a. Tawuran
antar siswa
Penyebab tawuran antar siswa bisa berbagai
macam diantaranya adalah:
1.
Faktor
internal
Remaja
yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi
lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya keanekaragaman
pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari lingkungan yang
makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan
pada setiap orang. Tapi pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang
mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan
dirinya. Mereka biasanya mudah putus asa, cepat melarikan diri dari masalah,
menyalahkan orang / pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan
cara tersingkat untuk memecahkan masalah. Pada remaja yang sering berkelahi,
ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi
yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan
rendah diri yang kuat. Mereka biasanya sangat membutuhkan pengakuan.
2.
Faktor
keluarga
Rumah
tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak
pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian
dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula.
Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan
tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan
identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan
menyerahkan dirnya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari
identitas yang dibangunnya.
3.
Faktor
sekolah
Sekolah
pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya
menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas
pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya
untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak
relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan
menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama
teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas
memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai
penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya
juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik”
siswanya.
4.
Faktor
lingkungan
Lingkungan
di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak
terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan
kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu
pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga
lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat
merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi
emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.
Hal-hal
diatas tadi menjadi penyebab atau Kendal bagi siswaseniopr dalam menjadi telada
bagi siswa junior. Selain perbuatan buruk hal diatas juga dapat merugikan
berbagai pihak baik sekolah, keluarga, maupun masyarakat sekitar.
C.
Cara Siswa Senior dapat Menjadi Teladan bagi Siswa Junior secara Baik
Banyak cara yang bisa dilakukan
siswa senior unruk memaksimalisasi perannya dalam menjadi teladan bagi siswa
junior diantaranya adalah:
1. Selalu
berfikir positif.
Berfikir positif itu merupakan
salah satu perbuatan yang akan bermuara pada kebaikan. Salah satu contoh:
Seseorang yang jelas-jelas di dzalimi, tetapi dia berfikir positif pada orang
yang telah men dzalimi nya tersebut. dengan ini orang itu pun menjadi sadar
bahwa sesuatu itu merupakan satu rangkaian yang akan kita laui.oleh sebab itu
berfikir positif itu perlu.
2.
Belajar yang sungguh-sungguh.
Yang harus dilakukan adalah dengan
selalu menerapkan metode belajar sungguh-sungguh. Dengan tingkat konsentrasi
yang tinggi, kemampuan untuk memahami di atas rata-rata. Dan juga semangat
juang untuk mencapai hasil kesuksesan.
3.
Hindari sifat Putus Asa
Sebagai generasi muda dan penerus
bangsa harus memanfaatkan fasilitas yang dimiliki dan yang tersedia. Hindari
daripada sifat mengeluh, malas untuk berbuat, tidak ingin maju dan lain-lain.
Dibandingkan dengan yang lain, belum tentu mereka yang sedang berada di sana
bisa menikmati fasilitas yang kita miliki saat ini. Jadi bersyukurlah dari
apa-apa yang sudah kita miliki saat ini.
4.
Tidak ada manusia yang sempurna.
Sadar dengan kehidupan yang tidak
mengalami kekurangan, harus dimanfaatkan semua dengan sebaik-baiknya. Harus
disadari, kekayaan itu tidak hanya semata-mata dari harta benda semata, tapi
juga harus diiringi dengan ilmu pengetahuan. Kaya tanpa ilmu, dengan waktu yang
terus berjalan lama kelamaan kekayaan tersebut akan terkikis juga.
5.
Aktif dalam kegiatan
Aktif dalam setiap kegiatan di
sekolah akan membuat kita memiliki jiwa sosial yang tinggi. Melatih setia
kawan, dan melatih kecermatan dalam memutuskan suatu perkara.
6.
Aktif bertanya dalam KBM
Dalam KBM ( Kegiatan Belajar
Mengajar ), siswa yang bertanya akan menjadikan perhatian guru menjadi
bertambah pada siswa tersebut, sehingga guru akan menjelaskan suatu hal yang
lebih kepadanya.
7.
Gunakan Kesempatan
Gunakan kesempatan yang diberikan
guru untuk mendapatkan pengalaman baru, misalnya mengikuti lomba yang diadakan
sekolah.
Selain
cara diatas terdapat pula cara yang bisa ditempuh yaitu dari ubagian sekolah
yaitu guru dan sistematika sekolah itu sendiri dalam meningkatkan peran siswa
senior sebagai teladan siswa junior.
1.
Bimbingan konseling pada siswa
Fungsi –fungsi pelayanan bimbingan
konseling seperti yang ada di bawah ini:
a. Fungsi pemahaman
b. Fungsi pencegahan
c. Fungsi pengentasan
d. Fungsi pemeliharaan dan
pengembangan.
Peran bimbingan konseling:
i. dalam perkembangan beljar di sekolah
ii. mengenal didri sendiri dan mengerti
kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi mereka.
iii. menentukan cita-cita dan tujuan
dalam hidupnya serta menyusun rencana tujuan –tujuan tersebut.
iv. mengatasi masalah pribadi yang
menggangu belajar di sekolah.
2. Peranan guru
Sardiman
(2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru, yaitu:
a.
Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif,
laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum.
b.
Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal
pelajaran dan lain-lain.
c. Motivator,
guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk
mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta
(kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
d. Director,
guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan.
e. Inisiator,
guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
f.
Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan
pengetahuan.
g.
Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses
belajar-mengajar.
h. Mediator,
guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
i. Evaluator,
guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik
maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak
didiknya berhasil atau tidak.
Dengan
peran-peran guru diatas bisa mengatasi kendala-kendala dari siswa senior dalam
menjadi teladan bagi siswa junior.
Cara diatas dapat dimanfaatkan bagi
siswa senior dalam mengatasai kendala-kendala yang terjadi. Dan dapat
meningkatkan keteladanan bagi siswa junior agar dalam proses belajar
selanjutnya disekolah dapat berjalan dengan lancer.
BAB
IV
PENUTUP
A. Simpulan
Siswa adalah komponen penting didalam
sebuah sekolah, adanya siswa senior dan siswa junior memiliki hubungan yang
berkaitan. Sudah seharusnya siswa senior menjadi teladan bagi siswa junior di
sekolah. Hal itu berkaitan dengan terciptanya sekolah yang kondusif, membangun
dan lebih baik. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh siswa senior untuk menjadi
teladan bagi siswa junior, juga banyak komponen-komponen disekolah yang dapat
mengusahakannya seperti konseling, guru dan komponen sekolah lainnya.
B. Saran
Dalam mengusahakan siswa senior menjadi
teladan siswa junior tidaklah mudah, tetapi dengan usaha yang keras dan kemauan
dari siswa senior untuk menjadi teladan siswa hal tersebut akan mudah. Juga
dapat didukung oleh bagian-bagian dari sekolah seperti guru, konseling dan
bagian lainnya. Diharapkan peran siswa senior dalam menjadikan siswa junior
lebih baik di sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Ibrahim, Abdul Mun’im. 2005. Mendidik Anak Perempuan. Jakarta: Gema
Insani
Isjoni. 2006. Pendidikan Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor
Sadirman, A.M. 2001. Guru Bangsa :Sebuah Biografi Jenderal Sudirman. Jakarta:
Rajawali
Website